Kebahagiaan Kawan di Bulan Syawal
Bulan syawal sepertinya selalu menjadi
pilihan waktu favorit bagi orang-orang untuk melangsungkan
pernikahan. Terbukti hampir setiap tahun seuasai lebaran ada saja
kawanku yang melangsungkan pernikahan. Alhasil momen silaturahim
lebaran pun dirangkap dengan momen kondangan.
Tahun ini tidak tanggung tanggung sebanyak delapan teman sekolahku dulu melangsungkan pernikahan seusai lebaran. Bagi diriku pribadi yang
masih berstatus mahasiswa yang belum berpenghasilan hal tersebut tentunya
cukup membuat keadaan perekonomian terguncang. Namun dengan
sikap sok bijak sambil memberikan senyuman kepada orang tua, aku
berusaha memberikan jawaban bahwa diri ini tidak apa-apa.
Foto bersama kawan satu kelas dulu di SMK
Bagiku kondangan tidak hanya sebatas menyumbangkan rezeki kepada
pasangan yang melangsungkan pernikahan. Menyumbangkan rezeki
hanyalah salah satu bentuk kecil dukungan kepada pasangan pengantin.
Justru bentuk utama dari dukungan terhadap pasangan pengantin adalah
dukungan berupa doa. Pasangan pengantin sangatlah membutuhkan bantuan
doa dari orang-orang sekitarnya, karena tidaklah cukup membangun
rumah tangga hanya mengandalkan materi saja. Akan tetapi juga
doalah yang akan sangat membantu bagi pasangan pengantin untuk
memulai perjalanan bahtera rumah tangga mereka. Maka dari itu jangan
sampai kita pergi kondangan kesana kemari, akan tetapi kita lupa
mendoakan pernikahan kawan kita, padahal sudah jelas tertulis di
undangan pernikahan bahwa permintaan dari setiap pasangan pengantin
adalah doa restu dari kita semua.
Foto Kawan Perempuan saya dulu di SMK |
Selain
masalah doa restu yang terlupakan momen kondangan juga kadang
dianggap seperti utang piutang oleh sebagian masyarakat di daerahku. Misalnya saja si B kondangan ke pernikahannya si A, kemudian
ketika si B nantinya melaksanakan pernikahan maka B beranggapan bahwa
si A harus datang ke pernikahannya. Kemudian misalnya saja si C tidak
datang kondangan ke pernikahannya si A, maka biasanya si A tidak
akan datang ke pernikahaanya si C, dengan alasan si C tidak datang ke
pernikahannnya. Dari kasus diatas menunjukan bahwa sebagian dari
masyarakat di daerahku menganggap bahwa kondangan itu
layaknya masalah utang piutang. Padahal menurut pandanganku ketika
kita akan kondangan ke pernikahan seseorang ya kita tidak perlulah
mengharap bahwa orang yang kita datangi pernikahannya tersebut harus
datang ke pernikahan kita. Niat kita harus ikhlas ingin mendoakan dan
memberikan dukungan ke pasangan pengantin, tanpa perlu
mengingat-ingat apakah dulunya mereka kondangan ke pernikahan kita atau
tidak.