Pergolakan Perut Orang Perantauan di Pagi Hari
Aku adalah orang yang suka dengan suasana pagi hari. Udara pagi yang sejuk selalu bisa memberikan ketentraman bagi siapa saja orang yang menikmatinya, termasuk diriku. Waktu pagi juga merupakan waktu dimana aku masih memiliki pikiran dan perasaan yang jernih. Kondisi itulah yang sering kali aku manfaatkan untuk melakukan hal hal yang aku anggap produktif. Namun sering kali kejernihan pikiran dan perasaanku di pagi hari harus terganggu oleh ibu-ibu seputaran komplek yang sedang mempersiapkan sarapan bagi keluarganya.
Aroma bumbu masakan mereka dengan sangat mudah terdeteksi oleh indra penciumanku. Tempat tinggal yang sangat berdekatan adalah salah satu alasanya, disamping juga mungkin kemampuan ibu-ibu itu memang di atas rata-rata dalam hal membumbui masakan. Aroma itu jelas mengganggu konsentrasiku, ditambah sebagai anak perantauan yang sangat jarang sarapan pagi, aroma itu sudah pasti menganggu kedaulatan perutku.
Perjuangan menahan aroma sedap dan juga melawan rasa lapar aku anggap sebagai jihadku di pagi hari. Karena butuh kesungguhan yang optimal agar bisa bertahan dalam keadaan seperti itu. Aku yakin tidak semua orang bisa bertahan jika harus menggantikan posisiku.
Bentuk ikhtiarku adalah dengan menyeduh segelas teh hangat. Harapanku sederhana, teh ini bisa menetralisir rasa lapar yang ada dalam perutku. Dengan begitu aku bisa meneruskan kegiatan produktifku dengan pikiran dan jiwa yang lebih tenang.
Sumber Foto: Dokumen Pribadi