Ilmu Gratisan VS Ilmu Berbayar
Ilmu yang tersedia secara gratis seringkali menjadikan orang tidak terlalu serius dalam mempelajari ilmu tersebut. Berbeda dengan ilmu yang membutuhkan biaya akses untuk mempelajarinya, orang akan cenderung serius dalam mempelajari ilmu yang sudah ia bayar.
Dalam hal ini aku lebih menilai kepada diriku sendiri, bahwa aku termasuk ke dalam orang-orang yang memilki kecenderungan demikian. Aku beberapa kali mengikuti course gratis di beberapa platform, tapi kalau dilihat lagi kebelakang, hampir sebagian besar aku tak berhasil untuk merampungkan course yang sudah aku ikuti. Alasanya satu sebenernya. Tidak serius, itu saja sebenarnya. Bukan karena tidak bisa memahami atau tidak memiliki waktu cukup untuk meneruskan course, namun karena ketidakseriusan itulah penyebab aku tak mampu merampungkannya.
Selain contoh pada course gratisan, aku juga melihat hal yang serupa dengan pengalamanku ketika ada acara seminar gratisan. Beberapa orang yang aku amati ketika mengikuti acara seminar gratisan cenderung tidak memiliki keseriusan sama sekali untuk mendapatkan ilmu dari acara tersebut. Mereka hanya datang, menerima snack kemudian duduk dan melanjutkan aktivitas bermain sosial media. Berbeda dengan acara seminar berbayar yang mana orang harus mengeluarkan biaya ratusan ribu atau mungkin bahkan jutaan, hampir bisa dikatakan mereka yang hadir selalu serius mengikuti acara tersebut.
Tentu aku tidak sedang menyamaratakan semua orang seperti itu, karena banyak juga orang-orang yang tetap serius belajar, entah dia harus mengeluarkan uang maupun tidak. Hanya saja biasanya memang karena suatu ilmu itu gratis, jadi siapapun orang bisa mengaksesnya, sehingga terkadang orang yang sebenernya tidak terlalu butuh tetap ikut-ikutan karena label gratis itu. Akhirnya aku belajar bahwa, jangan hanya sesuatu itu ada label gratis, kita main ambil saja. Padahal sebenernya kita tidak membutuhkan hal tersebut, sehingga wong namanya orang tidak merasa butuh, bagaimana mau serius menjalaninya?.