Ongkos Kuliah Yang Tidak Murah
Hari ini aku sedikit melakukan hal iseng karena rasa penasaranku. Aku penasaran ingin mencari tahu jumlah uang yang sudah dibayarkan untuk membiayai kuliahku selama empat tahun. Aku kemudian membuka sistem tagihan kampus dan login menggunakan akunku. Sistem kemudian dengan rinci menampilkan sejarah tagihan biaya kuliahku dari awal aku masuk sampai dengan terakhir sebelum aku lulus. Di sana jelas ditampilkan angka-angka yang tidak sedikit. Dikarenakan jumlah masing-masing tagihan berbeda maka aku mencoba menggunakan aplikasi hitung untuk menemukan total tagihannya.
Tangkapan Layar Sejarah Tagihan Kuliahku
Setelah selesai menjumlah seluruh tagihan, kumudian munculah total tagihan uang kuliah yang ternyata sejumlah Rp. 35.855.000. Jumlah yang sangat tidak sedikit bagi orang sepertiku. Jumlah tersebut hanya mencakup uang SPP saja. Sedangkan jika mahasiswa reguler, selain tagihan SPP akan juga mendapatkan tagihan sumbangan dana catur dharma yang jumlahnya juga bisa dikatakan lumayan. Total dana sumbangan tersebut bisa di range 15 juta sampai 25 juta bahkan mungkin lebih untuk jurusan-jurusan teknik sepertiku.
Betapa beruntungnya diriku yang mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah melalui program bidikmisi. Aku dan orang tuaku tidak mengeluarkan biaya sedikitpun untuk membayar uang SPP maupun uang caturdharma. Semuanya sudah dibayarkan oleh pemerintah dan dari kampusku sendiri. Entah uang darimana jika seandainya aku menjadi mahasiswa reguler seperti yang lain. Secara akal, tentu orang tuaku takkan pernah sanggup membiayayai kuliahku. Walaupun aku tau, perihal rezeki tidak pernah ada yang tau. Namun tetap saja, uang sebanyak itu merupakan hal yang sangat sulit dicari bagi keluarga kami.
Sudah seharusnya jika rasa syukur harus senantiasa aku tanamkan dalam hati. Pasalnya kesempatan untuk mendapatkan akses ke pendidikan tinggi tidak semua orang bisa mendapatkannya. Tidak sedikit teman-temanku yang sudah berusaha untuk mendapatkan akses ke pendidikan tinggi melalui bidikmisi, namun mereka tidak bisa mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Mereka akhirnya harus mengubur impian mereka untuk merasakan bangku kuliah dan memilih jalan lain untuk meneruskan hidup.
Aku belum bisa membayangkan bagaimana generasi-generasi selanjutnya agar banyak yang bisa mengakses pendidikan tinggi jika sekarang saja biaya kuliah sudah sedemikian mahalnya. Aku juga berfikir bagaimana nasib adik-adiku? apakah mereka bisa mendapatkan kesempatan seperti kakaknya ini? merasakan bagaimana nikmatnya belajar di bangku perkuliahan. Sebagai kakak aku merasakan kekhawatiran itu.
Namun semoga kekhawatiran aku terhadap adik-adiku menjadikan sebuah motivasi yang kuat untuk aku meraih kesuksesan. Tentu aku tidak berharap adik-adiku harus mengenyam pendidikan melalui bantuan dari pemerintah. Aku berharap aku memiliki dana lebih di hari esok untuk membantu biaya pendidikan mereka. Kalaupun jika mereka mendapatkan bantuan pendidikan atau beasiswa lain, aku harap mereka mendapatkannya karena prestasi yang memang layak untuk diapresiasi. Tidak seperti kakakmu ini, yang sebenarnya tidak terlalu memiliki prestasi.