Menikmati Ketenangan dan Keindahan Pantai Widodaren, Gunung Kidul
Setelah sekian lama tak berwisata, akhirnya hari sabtu kemarin 13 Maret 2021 aku mengunjungi salah satu pantai di Gunung Kidul. Pantai itu bernama Pantai Widodaren. Aku bersama kawanku yang memilihnya. Ada sekian banyak pilihan pantai yang ada di kawasan Gunung Kidul, namun hati kami merasa perlu untuk memilih Pantai Widodaren itu. Walaupun pada dasarnya tak banyak hal yang kami pertimbangkan ketika memilih pantai tersebut. Dalam urusan memilih hal semacam itu memang laki-laki tak perlu banyak pertimbangan, yang penting rencana untuk berlibur terealisasi.
Perjalanan kami dimulai kurang lebih sekitar pukul 10 pagi. Start dari Pondok Pesantren Ki Ageng Giring, Jl. Kaliurang Km 9,3. Google maps memberikan informasi bahwa perjalanan kami membutuhkan setidaknya dua jam lebih perjalanan. Di awal perjalanan kami memutuskan untuk sarapan pagi terlebih dahulu, karena kami berlima memang belum ada yang sempat sarapan. Salah satu kawanku merekomendasikan warung makan padang di daerah UIN Sunan Kalijaga. Sesampai di warung makan tersebut, aku melihat daftar menu makanan yang tersedia beserta harganya. Luar biasa murah pikirku saat itu, di banding dengan warung makan lain harganya cukup terpaut jauh. Aku memesan nasi dengan lauk telur dadar, kerupuk serta air es cukup mengeluarkan Rp7.000 saja. Harga yang sudah cukup langka ditemukan di Jogja.
Perut sudah terisi, kami melanjutkan perjalanan. Nampaknya langit di selatan cukup mendung, pertanda bahwa sepertinya akan turun hujan. Meskipun demikian kami tetap meneruskan perjalanan, kami sudah siap menerima konsekuensinya.
Begitu masuk di daerah Gunung Kidul, nampaknya hujan baru saja berhenti. Hanya tersisa jalanan yang basah dan sedikit rintik kecil hujan. Alhamdulillah kami masih bisa meneruskan perjalanan. Walaupun harus mengurangi kecepatan dikarenakan air hujan membuat jalanan menjadi licin.
Dua jam lebih berlalu kami sudah sampai di daerah dekat pantai, di sini jalanannya kering. Pertanda bahwa di sini belum turun hujan. Hal ini cukup membuatku gembira. Akhirnya kami sampai pada pos penjagaan jalur masuk pantai. Kami membayar tiket masuk sebesar Rp.5000 / orang, kemudian diarahkan oleh petugas jalur mana yang harus kami lewati. Kami pikir pantainya sudah cukup dekat, tapi ternyata tidak. Kami harus melalui jalan rusak yang belum beraspal. Hal yang cukup membuat menderita, apalagi saat itu ternyata banyak bagian jalan yang becek dan tergenang air. Kami harus begitu hati-hati mengendarai sepeda motor kami agar tubuh kami tak harus berurusan dengan lumpur.
Penuh perjuangan, akhirnya kami sampai di tempat parkiran kendaraan. Tak banyak kendaraan yang terparkir di sana. Pertanda bahwa pantai dalam keadaan cukup sepi. Entah karena lokasi pantai yang belum teralalu terkenal atau karena situasi cuaca yang sedang tak cerah, sehingga membuat pantai hari itu sepi dari pengunjung.
Untuk sampai ke bibir pantai kami harus berjalan kaki dari tempat parkiran sekitar lima sampai sepuluh menit. Jalan yang dibuat masih setapak dan seadanya. Tak mengapa kami pikir, ini membuat kami benar-benar merasakan wisata alam.
Foto Jalan Setapak Menuju Pantai Widodaren. Sumber: Dokumen Pribadi
Setelah rampung melalui jalur setapak itu akhirnya kami sampai di pantai. Suasana yang tak ramai, sangat cocok bagi kita yang ingin liburan namun tetap ingin merasakan ketenangan. Kami hanya menemui beberapa pasang kekasih yang sedang asik menikmati waktu berdua. Hanya kami nampaknya yang rombongannya terdiri dari laki-laki semua.
Foto Aku dan kawan-kawanku. Sumber: Dokumen Pribadi
Seperti normalnya orang berlibur, kami pun menghabiskan cukup banyak waktu di sana untuk mengabadikan momen. Terlihat di foto bahwa keadaaan langit memang sedang tidak cerah. Tapi tak mengapa, kami tidak terlalu mempedulikan estetika foto sampai sedetail itu. Hal terpenting adalah merasa bahagia.
Secara keseluruhan wisata kali ini cukup puas. Tak mencapai pada kata sangat, namun cukup membuat aku selalu mengingat. Apalagi ada momen dimana sebelum pulang kunci sepeda motorku terjatuh. Betapa kagetnya saat itu ketika aku sampai di parkiran motor namun tidak dengan kunci sepeda motorku. Nampaknya aku tak sengaja menjatuhkannya, kejadian yang membuat kami harus kembali lagi ke pantai dan menelusuri jalan setapak yang kami lalui. Pesimis pikiranku saat itu, melihat di samping kanan kiri jalan setapak yang kami lalui penuh dengan rerumputan. Tentu sulit untuk menemukan barang sekecil kunci sepeda motor itu.
Tuhan masih mengasihi kami, akhirnya setelah penelusuran balik itu aku menemukan kunci itu. Betapa bersyukurnya aku saat itu, karena aku sudah sangat kebingungan bagaimana nasib kami saat itu jika saja benda itu tak berhasil kami temukan. Alhamdulillah kami berhasil pulang dengan selamat.