LUPA BERSYUKUR

Bersyukur menjadi pekerjaan yang sulit jika kita hidup senantiasa melihat ke atas dan lupa melihat ke bawah. Apapun yang kita miliki rasanya akan selalu kurang, karena kita melihat apa yang diterima oleh orang lain selalu lebih banyak dari pada apa yang kita terima. Kita ambil contoh saja perihal gaji, orang yang selalu membandingkan gaji yang dia terima dengan gaji orang lain yang secara jumlah lebih banyak maka sulit bagi dia untuk bersyukur. Apalagi jika sudah melihat orang lain bisa membeli ini itu dengan gaji yang dia dapatkan. Sementara kita mungkin ingin membeli satu barang saja masih mikir-mikir karena gaji yang kita terima memang tidak begitu banyak. Jika kita berada dalam situasi tersebut, maka kemungkinan besar kita tergolong dalam orang-orang yang kufur akan nikmat dari Tuhan.

 

 Photo by Nathan Dumlao on Unsplash

Konsekuensi orang yang kufur terhadap nikmat Tuhan itu berat. Dijelaskan dalam Surat Ibrahim Ayat 7 bahwa sesungguhnya apabila kita bersyukur maka nikmat yang kita dapatkan akan ditambah oleh Tuhan. Sebaliknya jika kita kufur atau ingkar terhadap nikmat-Nya maka kita harus siap-siap akan mendapatkan adzab yang amat pedih.

Rumusnya sudah sangat jelas dalam Surat Ibrahim Ayat 7 tersebut. Bahwa perilaku kufur terhadap nikmat Tuhan itu harus benar-benar kita hindari. Salah satu cara agar kita tidak kufur adalah dengan tidak membanding-bandingkan nikmat orang lain dengan nikmat yang kita miliki. Termasuk tidak membandingkan gaji kita dengan gaji orang lain yang lebih besar. Fokus sajalah terhadap pekerjaan. Bekerjalah sebaik dan segiat mungkin. Syukuri seberapapun gaji yang didapatkan. Ingat pada janji Allah SWT, barang siapa yang bersyukur maka nikmat akan ditambahkan. 

Perlu diingat juga, bahwa nikmat tidak melulu soal gaji atau uang. Makna nikmat sangatlah luas, bisa jadi kesehatan, ketentaraman, kedamaian, keharmonisan, dan banyak nikmat-nikmat lain yang seringkali tidak kita sadari. Nikmat atau rezeki seringkali disempitkan maknanya hanya soal uang dan kekayaan. Penyempitan makna ini lah yang akhirnya membuat kita sulit untuk bersyukur. Sering tidak sadar bahwa kita ini masih beruntung karena masih diberikan kesempatan untuk hidup.

Selama kita masih diberikan kesempatan untuk hidup, selama itulah berarti kita diberikan kesempatan memberbanyak bekal untuk kehidupan selanjutnya. Bekal itu bukan pada seberapa banyak kekayaan yang kita dapatkan di dunia. Melainkan seberapa banyak amal sholih yang kita kerjakan. Untuk itu marilah kita senantiasa berusaha untuk bersyukur terhadap seluruh nikmat yang Allah berikan. Jangan sampai kita tergolong orang-orang yang kufur akan nikmat-Nya. 

Wallahu A’lam Bishawab

 



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url