MENGELILINGI LANGIT

Akhir pekan kali ini aku melunasi rasa penasaranku pada satu tempat wisata di Kabupaten Magelang. Sebuah tempat wisata yang dijuluki dengan sebutan Nepal Van Java. Lokasi persisnya ialah berada di Dusun Butuh Desa Temanggung Kaliangkrik, Magelang Jawa Tengah. Menurut data di internet, tempat ini berada pada ketinggian 1620 Mdpl. Sehingga tempat ini termasuk dalam kategori dataran tinggi.

 


Foto: Jepretan Pribadi di salah satu titik ketinggian di Nepal Van Java

 

Perjalanan dari Jogja menggunakan sepeda motor kurang lebih membutuhkan waktu satu setengah jam. Aku dan tiga temanku berangkat pagi, sekitar pukul 08:30 WIB, dan sampai di sana sekitar pukul 10. Perjalanan menuju Nepal Van Java sempat diwarnai hal yang tidak mengenakan akan tetapi sekaligus lucu. Motor andalanku SupraX 125 sempat tidak kuat menghadapi tanjakan yang berada persis sebelum tempat tujuan. Penyebabnya ialah selain karena mesin yang sudah terlalu panas, aku salah mengambil posisi dengan membututi sebuah Pick Up Truck. Persis di sebuah tanjakan yang lumayan ternyata truck tersebut berhenti di tengah jalan. Alhasil motorku pun terpaksa aku hentikan di tengah tanjakan. Karena tidak mengambil ancang-ancang jelas motorku ini tidak kuat melanjutkan jika harus berboncengan. Temanku pun akhirnya turun dan jalan kaki, sementara aku berusaha untuk memaksa motor ini terus jalan, setidaknya sampai tanjakan ini agak melandai.

Melihat temanku yang jalan kaki, agaknya ada tukang ojek yang paham dengan keadaan kami. Bapak-bapak tukang ojek itu akhirnya dengan cepat menawarkan tumpangan kepada temanku. Temanku yang dengan polosnya itu menerima tawaran itu. Dia tidak menyadari bahwa orang yang menawarinya itu tukang ojek, yang mana tentu ada harga yang harus dia bayar. Jadilah dia harus membayar 20 ribu untuk jarak yang sebenarnya tidak terlalu jauh.

Sesampainya di lokasi kemudian kami menuju lokasi tempat parkir. Untuk biaya parkir motor sebesar 3 ribu rupiah, sementara untuk tiket masuk kawasan Nepal Van Java, kami dikenakan tarif 10 ribu / orang.


 

Foto: Suasana berkabut di Nepal Van Java

Agaknya kemarin kami kurang beruntung, karena cuaca sedang berawan dan banyak sekali kabut. Sehingga pemandangan di kawasan ini tidak terlalu terlihat dengan jelas dan indah. Namun karena sudah kadung jauh-jauh ke sini dan sudah membayar tiket masuk pula, maka kami pun terpaksa menikmati pemandangan yang seadanya. 

Kami mencoba naik ke tempat yang lebih tinggi untuk melihat kawasan ini dari atas akan seperti apa. Sepanjangan perjalanan kaki menuju tempat yang lebih tinggi itu, hilir mudik motor kami temui. Para petani yang membawa hasil panennya,  tukang ojek yang membawa para pendaki gunung, kemudian tak lupa aktivitas warga lokal disana kami temui. Mereka membawa motor naik turun kawasan ini dengan cukup santai, padahal jalan yang mereka lalui cukup berbahaya karena kebanyakan tidak ada pembatas antara jalan dengan jurang. Ditambah lagi jalan yang dilalui ini sempit, banyak tikungan dan lumayan curam. Untuk ukuran orang yang belum terbiasa sudah jelas akan ketakutan, karena medan yang dilalui memang berbahaya. 

Tak lupa orang-orang di sana sangat ramah-ramah. Setiap berpapasan dengan penduduk lokal di sana, walaupun secara usia mereka lebih tua namun mereka tetap mau menyapa duluan. Hal ini tentu sebuah hal yang menggembirakan. Mengingat di beberapa daerah seperti ada tuntutan bahwa yang muda harus menyapa duluan kepada yang lebih tua, ataupun pendatang harus menyapa duluan kepada penduduk lokal. Hal ini sepertinya tidak berlaku di sana.

Setelah berjalan kaki naik, melewati rumah-rumah bertingkat, akhirnya kami sampai di sebuah ketinggian yang kami anggap cukup untuk melihat pemandangan kawasan ini dari atas. Perjalanan naik yang kurang dari satu jam itu cukup membuat kami kelelahan. Maklum kami sangat jarang menyempatkan waktu untuk olahraga sebelumnya. 

Sambil beristirahat kami mengambil beberapa foto dan video untuk dijadikan sebagai kenangan. Karena semuanya amatir masalah fotografi, akhirnya foto yang kami dapatkan pun seadanya. Tapi tak mengapa, udara sejuk pegunungan dan pengalaman perjalanan ini sudah cukup membuat kami bahagia dan merasa segar kembali untuk melanjutkan rutinitas kehidupan di hari senin besok.

 


Foto: Aku dan ketiga temanku di atas rooftop salah satu rumah warga

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url