DEWASA dan SEGALA KERUMITANNYA – BAGIAN 1



Aku percaya bahwa setiap fase kehidupan memiliki kerumitannya sendiri. Dan hampir tidak mungkin, ada orang yang menjalani fase-fase kehidupannya tanpa adanya sebuah kerumitan. Semua orang pasti mengalaminya. Hanya saja yang membedakan adalah pada tingkat kerumitan dan bagaimana cara kita bersikap dalam menghadapinya.

Ketika fase anak-anak misalanya, dulu aku ingin sekali segera keluar dari masa anak-anak. Masa-masa itu sungguh terasa berat kala itu. Menjadi korban bullying tidaklah mudah. Perlu hati sekuat baja untuk menjalaninya. Walaupun tak setiap hari mengalaminya, namun intensitas bullying yang berkali-kali itu hampir membuat diriku menilai bahwa masa-masa kecilku sangat sedikit sekali merasakan kegembiraan. Segera keluar dari lingkaran bullying adalah sebuah hal yang sangat didamba-dambakan.

Setelah berhasil keluar dari masa anak-anak dan masuk ke usia remaja apakah kerumitan hidup akan selesai? Tidak, barangkali aku dan kalian memang berhasil keluar dari kerumitan hidup masa anak-anak, namun jenis kerumitan hidup lainnya pun segera datang.

Menentukan kemana harus meneruskan sekolah juga termasuk sebuah kerumitan hidup. Barangkali untuk sebagian remaja menentukan kemana harus meneruskan sekolah bukanlah sesuatu yang rumit. Namun berbeda bagi sebagian yang lain. Dulu aku pun merasa mengalami kerumitannya. Ada banyak variabel yang harus menjadi bahan pertimbangan. Seperti biaya masuk, biaya spp per bulan, jarak tempuh, kredibilitas sekolah, dan lain-lain.

Setelah mendapatkan sekolah yang diinginkan, apakah kerumitan hidup selesai? Tentu tidak, kita harus bergulat dengan berbagai macam tugas dan tanggung jawab sebagai siswa. Di usia remaja kita juga harus befikir keras mencari tahu sebenarnya passion kita itu ada di bagian apa? Apakah ada di kesenian, olahraga, keagamaan, science, sosial, atau dimana? Menjadi remaja yang tidak bisa menemukan passion’nya adalah sebuah hal tidak mengenakan. Akan ada banyak kebingungan untuk memilih jalan hidup mana yang seharusnya diambil. Maka menemukan passion merupakan kerumitan hidup yang mau tidak mau harus ditempuh saat masih usia remaja.




 
Photo by Zac Durant on Unsplash

 
Tibalah saat kita menguji passion hidup yang sebelumnya sudah kita pilih. Ada yang melalui perguruan tinggi dan ada yang langsung terjun ke lapangan (dunia kerja). Fase ini bisa dibilang adalah awal masa-masa menjadi orang dewasa. Di sini akan ada banyak hal yang barangkali tidak sesuai dengan apa yang sebelumnya kita bayangkan saat usia remaja.

Bagi yang sudah mulai bekerja, bayangan sebelumnya mungkin hanya terhenti sebatas pada betapa nikmatnya mendapatkan penghasilan dari hasil kerja keras sendiri. Namun kenyataanya kita juga harus siap menghadapi tekanan pekerjaan, atasan atau teman kerja yang toxic, ataupun kenyataan bahwa kita ternyata merasa tidak cocok dengan pekerjaan yang sudah kita pilih.

Sementara bagi yang meneruskan ke perguruan tinggi bayangan mengenai betapa menyenangkannya menjadi mahasiwa/mahasiswi pun akhirnya harus juga dihajar oleh kenyataan.

Mulai dari tugas kuliah yang serasa tiada akhir, uang kiriman dari orang tua yang barangkali tidak selalu lancar, sementara di sisi lain kita melihat teman-teman lain yang bekerja sudah bisa membeli ini itu, sedang kamu sendiri untuk bertahan hidup sebulan saja terkadang mungkin masih ngos-ngosan.


Banyumas, 17 Oktober 2021


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url