DEWASA dan SEGALA KERUMITANNYA - BAGIAN 2
Bagi yang mengenyam jenjang perguruan tinggi pasti tahu bagaimana beratnya berjuang lulus menyelesaikan masa study. Terutama momen puncak saat mengerjakan tugas akhir (skripsi). Momen ini selalu menjadi momok yang cukup menakutkan bagi sebagian besar mahasiswa. Banyak tantangan yang harus dilalui agar bisa menyelesaikan tugas akhir dengan baik dan tepat waktu. Maka tak heran jika banyak mahasiswa yang selesai masa studinya molor dari yang seharusnya.
Photo by christopher lemercier on Unsplash
Karena merasakan betapa beratnya perjuangan untuk menyelesaikan tugas akhir, maka ketika sudah berhasil melaluinya, akan terasa sekali nikmat kebahagiaannya. Saat itu serasa seluruh beban hidup sirna seketika. Namun lagi-lagi, euforia kebahagiaan itu tak bisa berlangsung lama. Selanjutnya kita harus siap menghadapi tantangan dan kerumitan hidup yang baru. Menjalani hidup sebagai manusia dewasa yang sepenuhnya.
Bersegera untuk mandiri secara financial setelah kelulusan adalah sebuah hal yang harus diupayakan. Tak peduli seberapa kayanya orang tuamu, bagaimanapun mampu menghasilkan uang dari jerih payah sendiri adalah sebuah keharusan sekaligus kehormatan. Namun seperti yang kita tahu bahwa mencari pekerjaan maupun membuka usaha sendiri bukanlah sebuah perkara yang mudah. Jika kedua hal itu mudah, sudah pasti sekarang tak banyak lulusan sarjana yang masih menganggur. Yah, inilah bagian dari kerumitan hidup.
Memang ada lulusan sarjana yang tak mengalami begitu banyak kesulitan saat mencari pekerjaan. Ada yang sebelum lulus bahkan sudah bekerja dan mandiri secara finansial. Namun jumlahnya tentu jauh lebih sedikit dari yang kebalikannya. Ada yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan pekerjaan pertamanya. Aku pun pernah mendengar sampai ada yang sudah lebih dari satu tahun namun belum satu kalipun mendapatkan pekerjaan.
Ketika sudah berhasil mendapatkan pekerjaan maupun berhasil membangun usaha bukan berarti kerumitan hidup sudah berakhir. Sebaliknya, ragam kerumitan hidup yang lain pun perlahan mulai datang dan dirasakan. Kini mulai merasakan bahwa kerumitan hidup yang baru terasa lebih berat dari kerumitan-kerumitan hidup yang sebelumnya.
Ada banyak kenyataan yang mungkin berjalan tak sesuai dengan rencana. Berbagai kenyataan yang membuat kita harus memutar otak untuk menemukan sebuah jalan lain dan kemudian berharap bahwa kita akan sanggup melewatinya.