MENJADI LAKI-LAKI YANG TIDAK TINGGI
Sebagai lelaki yang tidak memiliki tinggi badan ideal, aku pun akan merasa minder jika harus mendekati perempuan yang lebih tinggi daripada aku. Tak ada sama sekali modal kebranian yang aku miliki. Maka sudah jelas, aku harus mengeliminasi seluruh perempuan yang memiliki tinggi tubuh yang lebih tinggi dariku. Tentu ini membuat pilihanku menjadi relatif lebih sedikit.
Aku mulai menyadari bahwa tinggi tubuhku sudah mentok adalah ketika aku kelas 11 SMK. Saat itu sekolah kami melakukan pengelompokan anggota kelas berdasarkan tinggi tubuh. Anak dengan kategori tinggi tubuh yang ideal akan masuk kelas A, sedangkan sisanya akan masuk di antara kelas B, C, dan D. Setelah dilakukan pengukuran ternyata tinggi tubuhku tak masuk dalam kategori ideal. Tinggi tubuhku kalau tidak salah hanya sekitar 158 cm. Kenyataan tersebut membuat aku tidak masuk ke kelas A melainkan masuk ke kelas B.
Semenjak hari itu aku mulai risau dan khawatir tentang tinggi tubuhku. Aku khawatir bahwasanya tinggi tubuhku saat itu sudah mentok alias tidak bisa bertambah lagi. Kekhawatiran itu mulai bertambah ketika aku menyadari bahwasanya celana-celana panjangku yang sudah lama aku beli, masih terasa sama panjangnya dengan pertama kali aku memakainya.
Kenyataan bahwa tinggi tubuhku tidak ideal akhirnya juga menjadi salah satu penyumbang rasa inferior/minder yang aku miliki saat itu. Aku mulai mencari tahu mengenai tips-tips yang bisa aku lakukan untuk menambah tinggi tubuhku. Mulai dari olahraga renang, rutin bergelantungan, dll. Semuanya berusaha aku rutin lakukan demi menambah tinggi tubuhku.
Kini masa itu sudah berlalu beberapa tahun. Usiaku kini sudah 24 tahun, dan rasanya tinggi tubuhku tak banyak mengalami perubahan. Masih terasa seperti dulu, mungkin kalau pun bertambah itu hanya satu atau dua cm saja. Waktu kuliah aku menjadi salah satu diantara mahasiswa-mahasiwa yang terpendek. Ketika foto bersama aku selalu ditaruh di tengah, agar formasi foto terlihat rapi. Beberapa celana panjang yang aku beli saat SMK saat ini masih bisa aku pakai. Ketika membeli celana terasa agak sulit mencari yang benar-benar pas di ukuran. Jika mencari yang sesuai lebar pinggang pasti panjangnya kelebihan. Sebaliknya jika mencari yang panjangnya pas, pasti lebar pinggangnya kekecilan. Ya begitulah kenyataan yang harus aku hadapi dari dulu hingga kini.
Pilihan terbaik adalah aku harus berdamai dengan hal itu. Mulai menerima bahwa aku adalah laki-laki yang tidak tinggi, fokus terhadap kelebihanku saja, dan berusaha memaksimalkan seluruh potensi yang Tuhan berikan kepadaku. Dan terakhir tetap ingat bahwa menjadi laki-laki yang tidak tinggi itu tidak apa-apa.