RAMADHAN PERTAMA JADI ANAK KOS

Segala hal yang dialami pertama kali sepertinya memang selalu menggembirakan untuk diceritakan. Dulu ketika aku pertama kali masuk pesantren aku juga melakukan hal yang sama. Bercerita bagaimana hari-hari pertamaku hidup di Pesantren. Beberapa ada yang aku tulis di Blog, dan sebagian juga aku tulis di sebuah buku catatan kecil.  Ada kegembiraan tersendiri saat kita bercerita perihal sesuatu yang pertama.


Kali ini aku akan sedikit bercerita mengenai Ramadhan pertamaku menjadi anak kos.  Ramadhan tahun ini memang menjadi Ramadhan pertamaku sebagai anak kos, setelah sebelumnya selama enam tahun aku melewati Bulan Ramadhan sebagai anak pesantren. Bisa dibilang selama sudah menjadi anak kos cukup banyak hal yang berubah dari kehidupanku. Terutama dari sisi aktivitas sehari-hari. Kini aktivitas sehari-hariku relatif lebih sedikit. Pagi sampai sore dihabiskan di kantor, malam selepas sholat tarawih biasanya ngaji sebentar kemudian langsung istirahat. 


Ada beberapa momen memang yang kadang setelah sholat tarawih aku harus kembali membuka laptop untuk menyelesaikan pekerjaan kantor yang tertinggal ataupun sedikit mendesak. Bagi seorang yang bekerja di dunia pemrograman hal ini memang sebuah hal yang biasa. Agar projek yang sedang dikembangkan bisa diselesaikan tepat waktu maka aku berusaha untuk menyelesaikan task sesuai dengan timeline yang dibuat.  Berikut beberapa foto suasana sudut kamar yang aku jadikan sebagai tempat untuk belajar & bekerja.


Foto sedang berpura-pura serius mengerjakan sesuatu





Foto sudut ruang belajar & bekerja


Di sudut ruang itulah aku lebih banyak menghabiskan waktu jika sedang berada di kamar kos. Di depan laptop dan di samping buku-buku pribadiku itu aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam apalagi jika sedang di hari libur seperti hari ini. Berinteraksi dengan penghuni kos lain adalah sebuah hal yang sangat jarang dilakukan. Paling hanya sekedar menyapa dan basa-basi sedikit jika kami tidak sengaja saling berpapasan. Di lingkungan kos ini praktis tidak ada yang aku kenal secara dekat, hanya tau beberapa nama dari mereka. Karena memang tidak ada yang dikenal secara dekat tentu aku lebih banyak melakukan segala sesuatunya sendiri. Makan buka sendiri, sahur sendiri, keluar kemana-mana sendiri. 


Aku biasanya memasak nasi untuk berbuka dan makan sahur. Sementara untuk lauk maupun sayurnya aku membeli di warung terdekat. Beberapa minggu yang lalu saat pulang kampung ibuku juga membawakanku masakan kentang kering yang bisa aku jadikan sebagai lauk ketika aku sedang malas maupun tak sempat untuk mencari lauk di luar. Paling males keluar biasanya saat sahur, jadi saat makan sahur lebih seringnya pakai nasi & kering kentang saja, kadang juga membuat mie instan jika sedang merasa bosan. Alhamdulillah masih terasa nikmat walaupun seadanya dan makan sahur sendirian. 

                                                                    
Foto sudut ruangan keperluan makan & minum
                                                    


Jum'at , 13 Ramadhan 1443 H. Yogyakarta


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url