KESETIAAN PADA KURIKULUM HIDUP
Hidup akan lebih terasa mudah jika kita memiliki sebuah pegangan yang benar. Ibarat akan bepergian ke suatu tempat, tentu lebih mudah jika kita memiliki sebuah petunjuk yang menerangkan bagaimana caranya kita bisa sampai ke tempat tersebut. Sebaliknya jika kita ingin ke suatu tempat namun tidak memiliki petunjuk apapun mengenai tempat tersebut, sudah pasti kita akan merasa kesulitan. Di sinilah pentingnya bagaimana kita sebagai manusia harus memiliki sebuah petunjuk/pegangan hidup.
Dari pemaparan di atas, rumus / kurikulum hidup ini sepertinya memang terlihat sederhana. Asal kita tahu panduan yang benar maka seolah-olah hidup kita akan beres begitu saja. Sayangnya tidak berhenti di situ saja, karena mengerti saja tidak cukup. Mengetahui mana yang buruk & mana yang baik itu hanya sebuah kelulusan dari tahap yang pertama. Tahap kedua adalah kita harus mampu melaksanakannya. Jika kita sudah mampu melaksanakannya pun itu belum sebuah puncak keberhasilan dari tujuan yang ingin kita capai.
Petunjuk yang kita miliki akan membuat langkah kita terarah, tidak mudah terombang-ambing. Kita menjadi mengerti hal mana yang semestinya memang harus kita kerjakan dan hal mana yang semestinya memang tidak perlu kita kerjakan. Dengan mengetahui perbedaan dua hal tersebut semestinya hidup ini menjadi lebih mudah. Kebanyakan yang membuat hidup ini terasa sulit adalah karena kita banyak melakukan hal yang semestinya tidak dilakukan, sementara hal yang seharusnya dilakukan malah ditinggalkan.
Kalau nasehat dari Kyaiku dulu di Pesantren itu kurang lebih begini, "Kamu sekolah/belajar intinya itu cuma buat membedakan mana yang baik & mana yang buruk". Arti secara lebih luasanya ya itu tadi, mengerti mana yang perlu dikerjakan, mana yang perlu ditinggalkan. Sebagai contoh kita ingin hidup sehat. Kita ingin mencapai tujuan tersebut. Maka hal yang perlu dilakukan ialah rajin olahraga, makan-makanan yang sehat, dan hal positif lain. Hal yang tidak boleh dilakukan ialah sering begadang, malas-malasan, makan sembarangan, dan hal negatif lain. Jika hasilnya dikemudian waktu tubuh kita tidak sehat, mudah kelelahan, sering drop, maka jelas penyebabnya ialah kita melakukan hal yang sebaliknya dari tujuan yang ingin kita capai.
Foto: Kenang-kenangan lima tahun lalu
Puncak tantangan terberat untuk mencapai tujuan yang kita inginkan ialah kesetiaan terhadap prosedur.
Bagaimana kita bisa bertahan untuk terus berada di jalur yang benar. Bagaimana kita bisa selalu istiqomah melakukan hal yang semestinya memang harus kita lakukan. Bagaimana caranya supaya kita tidak tergoda untuk melakukan hal yang seharusnya memang tidak kita lakukan. Di sinilah tantangan terberat yang sebenarnya.
Lihatlah ke dalam diri, ataupun lihat lingkungan sekitar kita. Betapa banyak orang yang tetap melakukan hal yang sebetulnya mereka mengerti bahwa itu merupakan hal yang semestinya tidak mereka lakukan. Akan tetapi entah karena godaan yang terlampau berat dan kesempatan yang terlampau dekat orang itu atau diri kita akhirnya tetap melakukannya. Sebuah hal yang kita paham betul bahwa itu adalah sebuah perbuatan yang salah.