APAKAH HARI INI SUDAH MELAKUKAN YANG TERBAIK
Memasuki usia yang kini sudah 26 tahun, ada pertanyaan yang setiap hari harus aku tanyakan kepada diri sendiri. Pertanyaanya adalah apakah hari ini sudah melakukan yang terbaik atau belum. Pertanyaan yang sederhana, karena jawabannya hanya kata sudah atau belum. Sama sekali tidak sulit jawabannya. Namun untuk bisa menjawab belum atau sudah, butuh indikator yang tidak sederhana. Bagaimanapun untuk bisa mengklaim bahwa apa yang sudah aku lakukan adalah yang terbaik butuh syarat-syarat yang harus terpenuhi.
Untuk menentukan syarat itu juga bukan pekerjaan yang sederhana. Aku butuh betul-betul mengenal diriku. Jika aku tidak mengenal diriku sendiri, besar kemungkinan syarat yang aku tentukan juga pasti akan keliru. Bisa saja syarat itu terlalu ringan atau bisa saja syarat itu terlampau berat untuk dilakukan. Jika syaratnya saja sudah keliru maka apa yang akan aku klaim setiap harinya menjadi sebuah hal yang tidak valid.
Misalnya saja aku mensyaratkan diriku untuk bisa belajar hal baru setiap hari minimal 2 jam. Namun angka 2 jam ini tidak melalui sebuah pertimbangan dan hasil analisa yang matang. Maka bisa jadi angka 2 jam ini ternyata bukan titik optimal yang bisa aku upayakan. Padahal sebetulnya aku bisa belajar hal baru minimal 4 jam, dan ketika aku salah menentukan syarat minimum tersebut maka ketika sudah 2 jam belajar aku merasa puas dan kemudian berhenti. Aku menghilangkan waktu 2 jam lagi kemampuanku untuk belajar dan menggantikannya dengan hal lain yang besar kemungkinan kurang bermanfaat.
Begitulah kira-kira gambaran bagaimana untuk menjawab sebuah pertanyaan yang sekilas terdengar sederhana namun di dalamnya menyimpan sebuah keruwetan teka-teki yang harus dipecahkan. Kebanyakan dari kita termasuk diriku seringkali underestimate kepada kemampuan diri kita sendiri. Sehingga yang terjadi adalah potensi terbaik dari diri kita tidak berhasil dikeluarkan. Kita gagal menjadi versi terbaik diri kita. Jangan sampai ini terjadi, karena harga penyesalan sangatlah mahal.